Sunday, June 1, 2008

Rahsia Ternak Burung Layang-layang/Walet

WALET DAN RAHASIANYA
Dari beberapa jenis burung walet yang ada, hanya terdapat 4 jenis walet yang sarangnya bisa dikonsumsi dan laku dijual yaitu: Aerodramus fushipagus (walet sarang putih/Yen-ou), Aerodramus maxima (walet sarang hitam/Mo-yen), Collocalia esculanta (seriti), dan Collocalia vanikorensis (seriti lumut).
Setiap mahluk hidup pada dasarnya memilih tempat berkembangbiak yang aman dan nyaman. Begitu pula walet. Sehingga walet memilih tempat yang memenuhi syarat :
Aman yaitu aman dari gangguan, terlindung dari terpaan angin, terik matahari, hujan dan cahaya yang terang.
Nyaman yaitu tempat sesuai habitatnya. Tempat yang sesuai dengan habitat walet adalah bersuhu 26-29 C, berkelembaban 80-90 dan dekat dengan tempat ia mencari makan.
Sehingga walet memilih gua-gua alam dan bangunan tertentu sebagai tempat pengembangan populasinya. Semakin aman dan nyaman tempatnya maka semakin bertambah pula jumlah populasinya.
Oleh sebab itu diperlukan suatu perlakuan khusus untuk memancing walet atau menjaga dan mengembangkan populasi walet pada bangunan yang sudah dimasuki walet. Perlakuan khusus itu pada dasarnya adalah membuat bangunan yang sesuai dengan habitat walet. Secara teori, perlakuan khusus itu seperti: ukuran bangunan, bak tampung air, lubang ventilasi, ukuran lubang, pemberian tanah merah, bau-bauan, hujan buatan, pemberian serangga dari makanan yang dibusukkan, suara walet dan lainnya. Semua teori itu adalah benar untuk memancing atau menjaga dan mengembangkan populasi walet karena memang bertujuan untuk membuat bangunan agar sesuai dengan habitat walet.
Namun bila kita perhatikan, terutama pada usaha orang untuk memancing seriti/walet dan rumah yang telah didiami seriti/walet.
Mengapa si'A' yang bangunannya kecil berhasil memancing seriti/walet, sedang si'B' yang bangunannya besar tidak berhasil? Mengapa sudah diberi bak tampung air, diberi serangga dari makanan yang dibusukkan, dan lainnya tapi bangunan hanya dimasuki saja oleh seriti/walet (tidak mau menginap kalaupun menginap hanya sebentar)? Mengapa rumah kayu bisa menjadi rumah seriti? Mengapa susah menjadikan rumah seriti menjadi rumah walet kalaupun bisa hanya sedikit?
Orang akan mengatakan itu adalah faktor keberuntungan saja.
Mengapa rumah walet yang telah berproduksi, produksinya tetap atau malah berkurang padahal kelihatannya tidak ada gangguan? Mengapa meskipun bangunan sudah diperluas tapi walet tidak mau menyebar ke bangunan yang baru? Mengapa sarang yang dihasilkan kecil? Mengapa sarang yang dihasilkan lembek atau malah mudah patah? Apakah bisa telur ditetaskan pada saat kemarau? Bagaimana caranya agar produksi mampu meningkat? Bagaimana caranya agar jumlah populasi walet meningkat? Dan akan timbul pertanyaan lainnya.
Kalau kita kaji lebih dalam semua itu disebabkan oleh karena adanya faktor alam yang tidak memungkinkan seriti/walet untuk mengembangkan populasinya. Salah satu faktor alam yang terpenting dan sulit dikendalikan (seringkali pula tidak kita sadari) adalah suhu dan kelembaban. Semua teori di atas (seperti ukuran bangunan, bak tampung air, lubang ventilasi, pemberian tanah merah dan hujan buatan) pada dasarnya adalah untuk mengendalikan suhu dan kelembaban rumah seriti/walet. Kita tidak mungkin mengontrol suhu dan kelembaban secara manual. Bagaimana caranya mengontrol suhu dan kelembaban agar semaksimal mungkin mendekati habitat yang disukai dari populasi walet? Bagaimana mungkin kita mengontrolnya tiap detik? Bagaimana mungkin mengontrol suhu dan kelembaban yang juga dipengaruhi oleh cuaca luar bangunan?

1 comment:

pitoyo ajah said...

pak kalo tempat sudah di tempati burung seriti, untuk mengembangkan menjadi walet bagaimana, kebetulan rumah saya sudah menjadi tempat tinggal sriti jumlah baru 150-an ekor